Audiokonsultasisyariah.com: Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriah ===== Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriah Apa hukum memberi ucapan selamat tahun baru Hijriah atau memberikan doa kebaikan dan keberkahan ketika memasuki tahun baru? Simak jawabannya dalam audio dan artikel berikut.
Selamathari lahir guru, semoga menjadi guru bangsa yang sesungguhnya. supaya terus meningkatkan kemampuan profesionalismenya dan mampu mempertanggungjawabkan segala tindakannya baik secara hukum maupun secara moral. Dalam rangka memperingati hari Guru tgl 25/11/2013 saya mengucapkan Slamat berjuang
SelamatHari Guru Nasional 25 November 2016 dan Selamat Hari Ulang Tahun Ke-7 Ikatan Guru Indonesia 26 November 2016. Kita bersama mendorong DIKEMBALIKANNYA ORGANISASI PROFESI GURU KE GURU, KITA DORONG DAN TERUS MEMACU PENINGKATAN KOMPETENSI GURU INDONESIA. Jakarta, 26 November 2016. Pengurus Pusat Ikatan Guru
Mukomuko(Inmas), 25 November 2017 majelis guru MAN 1 Mukomuko peringati hari guru bersama seluruh siswa.Pada perayaan tersebut, sejumlah siswa memberikan surprise kepada majelis guru dengan memberikan kue ulang tahun, sejumlah bunga dan persembahan tari-tarian.. Surprise yang diberikan siswa MAN 1 Mukomuko terhadap guru-gurunya merupakan ungkapan
PRNTangerang | Kapolsek Teluknaga Sambang dan silaturahmi ke Sekolah, Dalam Rangka Hari Guru Nasional ke 75 th 2020. Dalam kegiatan Sambang dan silaturahmi, dipimpin langsung Kapolsek Teluknaga AKP Dr. EDY SUPRAYITNO,SH,MH, yang didampingi Waka Polsek Teluknaga, IPTU MATSANI, SH, Kanit Sabhara IPDA BUDI SANTOSO, Kanit Intelkam IPDA M.
PengumumanInfografis CCTV Produk Hukum Info Berkala Info Serta Merta Info Setiap Saat Daftar Info Publik. Pemerintah Kota Depok mengucapkan. Selamat Hari Guru Nasional 2021 "Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan" 25 November . Gambar: Education vector created by freepik - www.freepik.com. Portal Resmi Pemerintah Kota Depok.
. Editor Danang Setiawan - Sebentar lagi umat kristiani akan merayakan hari raya Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember. Tahun ini Natal 2020 jatuh pada hari Jumat 25 Desember. Seperti yang diketahui, banyak orang merayakan Natal dengan berbagai cara. Salah satunya dengan ucapan selamat hari Natal. Namun kerap muncul pertanyaan soal memberikan ucapan selamat bagi natal bagi umat islam Apa Hukum Mengucapkan Selamat Hari Natal bagi Umat Muslim? Ini Penjelasan Para Ulama Baca juga Cegah Klaster Baru saat Natal dan Tahun Baru, Ketua BLC Batam Ajak Warga Disiplin Protkes Baca juga Ucapan Selamat Natal 2020 yang Menyentuh untuk Keluarga dan Kolega, Bisa Update Status Whatsapp Sejumlah ulama di negeri ini sebenarnya sudah menjelaskan mengenai ada atau tidak hukumnya bagi umat Muslim mengucapkan selamat Natal. Ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan namun dengan syarat. Berikut penjelasannya 1. Ustaz Abdul Somad Ustaz Abdul Somad UAS Instagram ustazabdulsomad Menurut Ustaz Abdul Somad dalam video ceramahnya yang diunggah channel Youtube Mustami' Media, orang yang mengucapkan selamat Hari Natal berarti sudah mengakui tiga hal. Pertama, mengakui Isa adalah anak Tuhan. Kedua, mengakui Isa lahir pada tanggal 25 Desember.
Saudaraku, Islam sungguh memiliki ajaran yang amat mulia nan indah. Ketiga bertemu saja setiap muslim disunnahkan saling mengucapkan salam. Dan ucapan salam “assalamu’alaikum”, sungguh isinya adalah do’a agar saudara kita diberi keselamatan. Adakah ajaran agama lain yang seindah ini? Namun sebagian muslim lebih senang mengucapkan selamat pagi dibanding ucapan salam. Bagaimana hukum akan hal ini? Ketua Komisi Fatwa di Saudi Arabia Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyyah wal Ifta’ di masa silam, Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz ditanya, “Aku ingin mengetahui bagaimana hukum ucapan selamat pagi’ shobahul khoir, apakah diperbolehkan?” Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjawab, Ucapan selamat pagi shobahul khoir adalah ucapan yang tidak kuketahui maksudnya, begitu pula ucapan selamat sore masa-ul khoir. Seharusnya seorang muslim mengucapkan, “Assalamu alaikum” terlebih dahulu. Lalu setelah itu sah-sah saja mengucapkan selamat pagi atau selamat sore, atau ia menanyakan bagaimana kabar Anda di pagi atau di sore ini?’ Sedangkan memberi ucapan selamat pagi shobahul khoir atau selamat sore masa-ul khoir, aku tidak mengetahui asal muasal ucapan tersebut dan aku pun tidak mengetahui apa maksudnya. Mungkin saja maksud kalimat tersebut, semoga Allah memberi engkau kebaikan di pagi ini. Atau maksudnya semoga Allah menurunkan kebaikan di pagi ini. Menggunakan kalimat tanya seperti kayfa ash-bahta’ bagaimana kabarmu di pagi ini atau kayfa amsayta’ bagaimana kabarmu di sore ini, atau dengan kalimat do’a shobahakallahu bilkhoir’ semoga Allah memberi kebaikan di pagi ini untukmu atau masakallahu bilkhoir’ semoga Allah memberi kebaikan di sore ini untukmu boleh saja, namun kalimat-kalimat tersebut diucapkan setelah ucapan salam “assalamu alaikum” atau “assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh”, itu yang lebih afdhol. … Semua bentuk ucapan tadi baik karena menunjukkan perhatian pada saudara kita. Sumber fatwa di website pribadi Syaikh Ibnu Baz Ada fatwa lainnya pula pada para ulama Al Lajnah Ad Daimah Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia ketika ditanya, “Kami di Mesir di pagi hari kami beri ucapan selamat pagi, “shobahul khoir”. Apa hukum ucapan selamat seperti ini? Jawab ulama Al Lajnah Ad Daimah, “Ucapan selamat seorang muslim adalah assalamu alaikum’ atau ditambah menjadi assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh’, itu lebih afdhol. Jika setelah ucapan salam ditambah selamat pagi’, maka tidaklah masalah. Namun jika hanya mengucapkan selamat pagi saja tanpa ucapan salam assalamu alaikum’, itu jelek. Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. [Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh Abdur Rozaq Afifi selaku wakil ketua dan Syaikh Abdullah bin Ghudayan selaku anggota. Fatwa 24 119] *** Penjelasan Syaikh Ibnu Baz dan ulama Lajnah di atas di atas menunjukkan bahwa sebaiknya ucapan selamat pagi atau selamat sore diucapkan setelah ucapan salam. Semoga kita rajin menyebarkan salam karena di antara keutamaannya sebagaimana disebutkan Ammar bin Yasir, ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ “Tiga perkara yang apabila seseorang memiliki ketiga-tiganya, maka akan sempurna imannya 1 bersikap adil pada diri sendiri, 2 mengucapkan salam pada setiap orang muslim, dan 3 berinfak ketika kondisi pas-pasan.” HR. Bukhari secara mu’allaq yaitu tanpa sanad. Syaikh Al Albani dalam Al Iman mengatakan bahwa hadits ini shahih. Ibnu Hajar mengatakan, “Memulai mengucapkan salam menunjukkan akhlaq yang mulia, tawadhu’ rendah diri, tidak merendahkan orang lain, juga akan timbul kesatuan dan rasa cinta sesama muslim.” Fathul Bari, 1 83 Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Baca pula artikel Ucapan Salam, Amalan Mulia yang Ditinggalkan Sabic Lab, Riyadh KSA, 19 Muharram 1433 H 14/12/2011
TANYA Bagaimanakah hukum mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri pada H-1 atau H-2 lebaran? Jawab Mengucap Selamat Hari Raya Idul Fitri menjadi sebuah tradisi di kalangan masyarakat muslim baik ketika lebaran maupun menjelang hari besar tersebut. Lantas, bagaimana hukum mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri tersebut? Imam Ahmad berkata, “boleh-boleh saja jika seseorang mengatakan kepada yang lain pada hari raya idu fitri “Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah anda.” al Mughni, Ibnu Qudamah Syeikh Islam Ibnu Taimiyah juga pernah ditanya dalam “al Fatawa al Kubro 2/228” Apakah ucapan selamat hari raya itu sebagaimana yang sering diucapkan oleh masyarakat, misalnya عيدك مبارك semoga hari rayamu berkah atau yang lainnya. Apakah yang demikian mempunyai dasar dalam agama? Apabila memiliki dasar apa saja yang diucapkan? BACA JUGA Ucapan Selamat Lebaran 2021, Ada Puluhan Ucapan Unik! Beliau menjawab “Adapun ucapan selamat Idul Fitri setelah shalat id dengan saling mengucapkan تقبل الله منا ومنكم “Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan anda semua” أحله الله عليك “Semoga Allah Mengampunimu” Telah diriwayatkan oleh sebagian para sahabat bahwa mereka melakukannya, dan sebagian ulama membolehkannya, seperti Imam Ahmad dan yang lainnya. Akan tetapi Imam Ahmad berkata “Saya tidak akan memulai untuk mengucapkan selamat kepada seseorang, namun jika seseorang memulainya saya akan menjawabnya; karena menjawab ucapan selamat itu wajib, sedangkan memulainya bukan termasuk sunnah yang diperintahkan atau yang dilarang. Barang siapa yang melakukannya maka baginya qudwah yang baik, dan barang siapa yang tidak melakukannya maka baginya qudwah yang baik pula.” Sementara itu, Syeikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya Apa hukum mengucapkan selamat hari raya? Apakah upacan selamat tersebut memiliki redaksi tertentu? Beliau menjawab “Ucapan selamat hari raya itu boleh-boleh saja, dan tidak ada redaksi tertentu, dan apa yang biasa dilakukan dan diucapkan oleh masyarakat itu boleh-boleh saja, selama tidak mengandung dosa”. Beliau juga berkata, “Ucapan selamat hari raya itu telah dilakukan oleh sebagian para sahabat. Kalau saja kita anggap mereka tidak melakukannya, ucapan selamat itu sekarang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat, mereka saling mengucapkan selamat satu sama lain dengan datangnya hari raya, dan telah menyempurnakan puasa dan qiyam lail.” Dikutip dari Islamqa, mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri itu termasuk perkara yang mubah. Ini sebagaimana hadis diriwayatkan oleh sebagian sahabat Rasulullah ﷺ. Ibnu Qudamah berkata, “Ibnu Aqil telah menyebutkan beberapa hadits tentang mengucapkan selamat hari raya, di antaranya adalah Muhammad bin Ziyad berkata, Saya pernah bersama Abu Umamah al Bahili dan lainnya dari sahabat Rasulullah, bahwa sekembalinya mereka dari shalat ied mereka saling mengucapkan تقبل الله منا ومنكم “Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua” Imam Ahmad berkata, Sanad mata rantai hadits Abu Umamah adalah baik.’” al Mughni 2/130 Dari Jubai bin Nufail berkata “Ketika para shabat Rasulullah –shallallahu alaihi a sallam- saling bertemu pada hari raya mereka mengatakan تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك “Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah anda” Al Hafizd mengatakan, sanad hadits di atas adalah hasan. BACA JUGA Kenapa Ucapkan Selamat Hari Raya kepada Nonmuslim Itu Terlarang dalam Islam? Dari hadis tersebut diketahui bahwa para sahabat mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri setelah menunaikan shalat Id. Maka, jika kaum muslim melakukannya itu merupakan perbuatan baik yang merujuk pada prilaku sahabat Rasulullah ﷺ. Lantas, bagaimana hukum mengucapkan Selamat Idul Fitri pada H-1 atau H-2 lebaran? As Syarwani as Syafi’I –rahimahullah- berkata “Bahwa sebenarnya ucapan selamat hari raya tidak dituntun untuk diucapkan pada hari Tasyriq atau setelah hari raya idul fitri, akan tetapi karena kebiasaan masyarakat mengucapkannya pada hari-hari tersebut maka tidak masalah, karena tujuannya adalah menebar kasih sayang dan menampakkan rasa bahagia. Waktu ucapan itu ketika masuk waktu subuh bukan malam hari raya. Namun tidak masalah apabila kebiasaan masyarakat mengucapkannya sebelum waktu tersebut, karena tujuannya adalah menebar kasih sayang dan menampakkan rasa bahagia dan dikuatkan dengan sunnah bertakbir”. Hawasyi as Syarwani ala Tuhfatil Muhtaj 2/57 Jadi, mengucapkan selamat hari raya sebelum hari raya itu termasuk dalam kategori adat atau kebiasaan. Itu tidak masalah. Insya Allah. Ini sifatnya fleksibel, karena yang menjadi rujukan adalah kebiasaan masyarakat secara umum. [] SUMBER ISLAMQA
Dapatkan Update berita melalui notifikasi browser Anda. Kamis, 15 Juni 2023 Aqidah Salimah Suandri Ansah Kamis, 23 Desember 2021 - 1909 WIB Islam tak membatasi muamalah muslim dengan pemeluk agama lain selama tidak dalam ranah aqidah. Foto iStock. Jakarta - Pimpinan Pusat Persatuan Islam Persis menyatakan mengikuti perayaan ibadah agama lain bagi seorang muslim merupakan perbuatan yang diharamkan. Keharaman tersebut meliputi mendatangi, terlibat langsung, dan mengucapkan Dewan Hisbah PP Persis, KH Rahmat Najib menjelaskan, apa yang disebut ibadah dalam Islam adalah segala aktifitas seorang muslim, baik yang terlihat zahir maupun tersembunyi qalbu. Termasuk ucapan yang akan dimintai pertanggungjawaban.“Allah menegaskan apapun yang diucapkan seseorang akan dicatat walaupun ada ucapan-ucapan yang tidak sengaja,” kata Kiai Rahmat dalam kajian virtual bertema Menghadiri Natal Sebagai Seremonial Bukan Ritual yang disiarkan Persis TV, dikutip Kamis 23/12/2021.Baca Juga Mengucapkan Selamat dan Ikut Merayakan Natal, Bagaimana Hukumnya bagi Seorang Muslim?Kiai Rahmat mengatakan, ucapan selamat terhadap peringatan hari besar keagamaan non-Islam erat kaitannya dengan aqidah. Ucapan seorang dalam Islam memiliki konsekuensi setelah perkataan tersebut dilontarkan. “Perkataan di dalam Islam sangat menentukan, seperti takbiratul ihram atau mengucapkan dua kalimat syahadat juga kata-kata, dengan kata itu seseorang menjadi muslim dan amal perbuatan baiknya menjadi pahala,” ujar Kiai Juga Respon Hoaks, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG Tetap AmanPerkataan lain yang memiliki konsekuensi tinggi dalam Islam misalnya yang berkaitan dengan pernikahan dan rumah tangga. Dalam pernikahan, perkataan “qabiltu” aku menerima menjadi pemisah halal dengan haram mengenai hubungan laki-laki dan perempuan, begitu juga perkataan cerai.“Ini juga dalam menyatakan Selamat Natal, kata-kata selamat itu kan mengandung pengakuan, keyakinan walaupun dikatakan hanya main-main,” Juga PLN Rampungkan 50 Proyek Tegangan Tinggi di Jawa Bagian Baratzhd TOPIK TERKAITkerukunan umat beragamapp persistoleransiBERITA TERKAIT
Hal yang selalu diributkan adalah ucapan Selamat Tahun Baru. Berbagai kalangan memberikan pandangan bahwa mengucapkan selamat tahun baru sebagai sebagai sebuah konsekuensi sebagai bangsa yang beragam. Namun kalangan lain memiliki pandangan berbeda. Prinsipnya kita mesti menyambut pergantian tahun dengan gembira dan bahagia. Karena pada tahun yang baru ini banyak peluang, kesempatan, kemungkinan, dan harapan baru terbuka. Di samping menyongsong tahun baru dengan gembira penuh harap, kita juga menyaksikan kebahagiaan orang lain dalam menyambut tahun baru. Di sini kita dituntut untuk ikut serta dalam perasaan gembira bersama orang lain seperti ajaran Rasulullah SAW perihal hak-hak terhadap tetangga sebagai berikut خاتمة روى الطبراني في مسند الشاميين ، والخرائطي في مكارم الأخلاق عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده أن رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال أتدرون ما حق الجار ؟ إن استعان بك أعنته ، وإن استقرضك أقرضته ، وإن أصابه خير هنأته ، وإن أصابته مصيبة عزيته الحديث وله شاهد من حديث معاذ بن جبل أخرجه أبو الشيخ في الثواب ، ومن حديث معاوية بن حيدة أخرجه الطبراني في الكبير . Artinya Penutup, Imam at-Thabarani meriwayatkan dalam Musnad Syamiyyin dan Al-Khara’ithi dalam Makarimul Akhlaq dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah SAW bersabda Tahukan kalian apa hak tetangga? Jika ia meminta bantuanmu, bantulah. Bila ia meminjam sesuatu padamu, pinjamkanlah. Saat ia mengalami kebahagiaan, ucapkanlah selamat’. Jika ia mengalami penderitaan, hiburlah...’ bacalah terusan hadits ini. Hadits ini diperkuat oleh hadits lain dari Mu’adz bin Jabal yang diriwayatkan Abu Syekh dalam At-Tsawab; dan dari Mu’awiyah bin Haidah yang diriwayatkan At-Thabarani dalam Al-Kabir. Lalu bagaimana dengan pengucapan selamat tahun baru, happy new year, atau pengucapan lainnya yang semakna dengan itu? Banyak orang berbeda pendapat perihal ini. Berikut ini kami kutip penjelasan Syekh Jalaluddin As-Suyuthi dalam kumpulan fatwanya perihal pengucapan selamat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, selamat bulan baru, atau selamat tahun baru. قال القمولي في الجواهر لم أر لأصحابنا كلاماً في التهنئة بالعيدين ، والأعوام ، والأشهر كما يفعله الناس ، ورأيت فيما نقل من فوائد الشيخ زكي الدين عبد العظيم المنذري أن الحافظ أبا الحسن المقدسي سئل عن التهنئة في أوائل الشهور ، والسنين أهو بدعة أم لا ؟ فأجاب بأن الناس لم يزالوا مختلفين في ذلك ، قال والذي أراه أنه مباح ليس بسنة ولا بدعة انتهى ، ونقله الشرف الغزي في شرح المنهاج ولم يزد عليه . Artinya Al-Qamuli dalam Al-Jawahir mengatakan Aku tidak menemukan banyak pendapat kawan-kawan dari Madzhab Syafi’i ini perihal ucapan selamat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, ucapan selamat pergantian tahun dan pergantian bulan seperti yang dilakukan oleh banyak orang sekarang. Hanya saja aku dapat riwayat yang dikutip dari Syekh Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri bahwa Al-Hafizh Abul Hasan al-Maqdisi pernah ditanya perihal ucapan selamat bulan baru atau selamat tahun baru. Apakah hukumnya bid’ah atau tidak? Ia menjawab, banyak orang selalu berbeda pandangan masalah ini. Tetapi bagi saya, ucapan selamat seperti itu mubah, bukan sunah dan juga bukan bid’ah. Pendapat ini dikutip tanpa penambahan keterangan oleh Syaraf Al-Ghazzi dalam Syarhul Minhaj. Lihat Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Hawi lil Fatawi fil Fiqh wa Ulumit Tafsir wal hadits wal Ushul wan Nahwi wal Irabi wa Sa’iril Funun, Darul Kutub Ilmiyah, Beirut, Libanon, 1982 M/1402 H, juz 1, halaman 83. Kesimpulannya, Islam tidak memberikan larangan pengucapan selamat hari raya Idul Fitri atau selamat tahun baru. Karena memang tidak ada perintah atau larangan secara spesifik perihal ini. Pergantian tahun memang patut disyukuri. Keterbukaan kesempatan dan harapan baru dengan datangnya tahun baru patut disongsong dengan rasa syukur. Ada baiknya di tengah pergantian tahun kita berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan di tahun baru ini dan dijauhkan dari segala petaka yang ada di dalamnya. Tidak salah juga kalau kita berbagi kebahagiaan dengan menyantuni orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan, menjenguk tetangga yang terbaring sakit, atau menggelar aksi amal lainnya.
SABAN tahun menyaksikan timbul pelbagai isu mengenai ucapan perayaan daripada seseorang Islam kepada masyarakat bukan Islam. Persoalan yang selalu diperkatakan ialah sama ada ia dibolehkan atau tidak. Ini adalah kerana kita sedia maklum bahawa kehidupan di Malaysia adalah berbilang agama, bangsa dan budaya. ARTIKEL BERKAITAN Seronok berkongsi stiker imej seseorang? Awas! anda mungkin mengumpul dosa, muflis di akhirat Jumaat Maka tidak hairanlah apabila isu ini sentiasa dibangkitkan kerana kita tidak boleh lari daripada pergaulan antara muslim dan bukan muslim sama ada di pejabat atau dalam konteks berjiran. Firman Allah SWT di dalam Surah Al-Hujrat ayat 13 Maksudnya “Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan dan beramah mesra antara satu dengan yang lain.” Al-Zamakhsyari ketika mengulas ayat ini menyatakan bahawa manusia diciptakan daripada Adam dan Hawa. Kita semua diciptakan daripada seorang ibu dan seorang ayah tanpa wujud kelebihan antara satu mengatasi yang lain. Maka, tidak ada sebab untuk berbangga akan diri sendiri dan melebihkan diri sendiri dalam hal keturunan - Rujuk Al-Kasysyaf, 4/374. Pasangan suami isteri, Muhamad Ashraff Akmal Abdullah, 26, duduk dan Siti Azureen Mohd Zulkifli, 26, baju hitam dibantu anggota keluarga isterinya memasang lampu pada pokok Krismas ketika berkunjung ke rumah bapa Ashraff, Robert Kenneth Henry di Kampung Danu di daerah Padawan. - fotoBERNAMA. Kita perlu sedar bahawa hubungan dan kesatuan antara kita sesama manusia adalah bertaut pada semangat kemanusiaan insaniyyah/humanity dan bukannya pada fahaman creedal nation al-ummah al-aqidiyyah. Fitrah kemanusiaan yang menginginkan keamanan, kebersamaan dan keadilan inilah yang boleh memandu kita dalam menghargai fiqh kewujudan bersama dalam kepelbagaian ini. Adalah menjadi satu keperluan bagi seluruh manusia untuk sedar sejauh mana perbezaan warna kulit, bangsa, politik dan agama, mereka tetap bersaudara. Ulama berselisih pandangan mengenai hukum ucapan perayaan daripada seseorang Islam kepada bukan Islam. Ia sebagaimana berikut 1. Mengharamkan untuk mengucapkannya Secara umumnya, jumhur ulama keempat-empat mazhab mengharamkan ucapan tahniah kepada orang bukan Islam sempena perayaan mereka. Ini berdasarkan kepada hadis Rasulullah Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum maka dia adalah daripada kalangan mereka. - [Riwayat Abu Daud, 4031]. Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk berlaku baik kepada semua manusia termasuklah kepada non-muslim. DR NUR MOHAMMAD HADI ZAHALAN HADI ALMAGHRIBI PENSYARAH KANAN, FALKUTI SYARIAH USIM Islam telah pun menggariskan suatu ketetapan bahawa seseorang penganut Islam daripada kalangan lelaki dan wanitanya tidak harus meniru atau mencontohi orang-orang bukan Muslim seluruhnya sama ada dari segi peribadatan, perayaan dan perhiasan yang khusus yang tertentu hanya kepada kalangan mereka sahaja. Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda "Bukanlah daripada kami sesiapa yang meniru dengan selain kami. Janganlah meniru Yahudi dan Nasrani dan sesungguhnya salam Yahudi itu dengan isyarat jari dan salam Nasrani itu dengan tapak tangan.” - [HR al-Tirmizi, 2695]. 2. Diharuskan Mengucapnya Adalah perlu untuk kita fahami tiada ijmak yang jelas mengharamkan perkara ini. Ucapan tahniah sempena perayaan ini juga, tidak menunjukkan sebarang pengakuan atau keredaan ke atas kebenaran agama mereka, bahkan ia hanya satu bentuk mujamalah perkataan yang baik dan penuh hormat sesama manusia. Hal ini lebih-lebih lagi sekiranya kita mempunyai hubungan kekerabatan, persahabatan dan kemasyarakatan dengan mereka. Antara dalil yang digunakan ialah seperti firman Allah didalah Surah Al-Mumtahanah ayat 8 Maksudnya Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama kamu, dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Menurut Imam Nawawi, ayat ini menjadi dalil bahawa harus memulakan salam kepada non-Muslim kerana ia termasuk di bawah perbuatan baik. Apabila ada rakan-rakan bukan Muslim mengucapkan Selamat Hari Raya kepada kita, maka kita membalasnya dengan ucapan tahniah yang sama. Tujuannya jelas, iaitu memuliakan beliau sebagai seorang saudara, sebagai penghargaan atas ucapan beliau dan tidak bermaksud menerima dan mengagungkan agamanya. Majlis rumah terbuka yang dihadiri masyarakat berbilamg bangsa dan agama bukti keharmonian dan sikap kasih sayang yang diterapkan dalam Islam. Namun, perlu diingatkan bahawa diharamkan bagi Muslim menyambut sebarang perayaan orang bukan Islam sebagaimana yang dilakukan oleh sebahagian Muslim pada hari ini dengan melakukan perkara-perkara yang terdapat dalam agama mereka. Bahkan kepercayaan agama lain juga mereka mempercayainya seperti memakai kostum santa atau membeli pokok Krismas serta menggunakan simbol-simbol tertentu. Pengharaman ini termasuk dari segi perbuatan, percakapan ataupun kepercayaan. Maka ucapan tersebut hanyalah sebagai tanda menjaga hubungan baik, tiada paksaan dalam agama dan tidak bertujuan mengagungkan dan memuliakan agama lain. Islam adalah agama yang membawa rahmat, keamanan dan segala kebaikan. Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk berlaku baik kepada semua manusia termasuklah kepada non-muslim. Jadi besarlah harapan supaya Malaysia terus aman dan damai dalam meraikan kepelbagaian agama, bangsa dan budaya. ***Dr. Nur Mohammad Hadi Zahalan Hadi Almaghribi ialah Pensyarah Kanan, Fakulti Syariah dan Undang-Undang, Universiti Sains Islam Malaysia Usim. Beliau juga merangkap Panel Rujuk Nadwah Ulama dan Ilmuan Malaysia, YADIM.
hukum mengucapkan selamat hari guru