Tatakrama yang menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya perbedaan dalam percakapan sehari-hari dengan keragaman bahasa yang digunakan. Kosa kata bahasa Jawa dibagi menjadi 3, yaitu Krama inggil, krama, dan ngoko. Sedangkan Bahasa Jawa itu sendiri dibagi menjadi 4. Yaitu bahasa Jawa Krama Alus, Krama, ngoko Alus dan ngoko lugu. OrangJawa, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa Jawa yang halus. Hal ini sebagai bentuk penghormatan bagi yang lebih tua. Sedangkan tingkatan Bahasa Jawa yang kasar pada umumnya seringkali digunakan untuk percakapan dengan teman sebaya dan orang yang lebih muda atau anak kecil. Untukorang yang lebih tua kita bisa menggunakan bahasa krama alus. Namun, pada saat kita berbicara dengan orang yang seumuran kita bisa menggunakan bahasa Jawa ngoko. Jika kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko maka kita akan dianggap tidak sopan atau tidak mengerti tata krama. Misalnya, kita tidak Salahsatu daerah yang menggunakan bahasa Jawa adalah Yogyakarta. Setingkat lebih tinggi dari ngoko alus ada krama lugu. Krama lugu merupakan tingkatan paling dasar dari bahasa Krama. Krama lugu digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang secara usia lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Selain itu, juga digunakan untuk Dalampenggunaannya sebagai alat komunikasi, terdapat tiga tingkatan bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa ngoko, krama madya, dan krama inggil atau alus. Nah, untuk berkomunikasi dengan orang tua, sebaiknya kita menggunakan krama inggil atau krama alus . Isiteks pacelathon sama dengan dialog atau percakapan dalam bahasa Indonesia. Dalam unggah ungguh orang Jawa biasanya dalam penerapan percakapan menggunakan tata bahasa yang nyaman, menyayangi dan menghormati orang lain. Contoh Pacelathon Bahasa Jawa 3 Orang. Syifa : Umbah umbah ah, seragamku kanggo sesuk kan durung tak umbah. .

percakapan dengan orang tua menggunakan bahasa jawa krama alus